Sunday, September 23, 2012

Karena Indonesia BUKAN Negara Islam


Kali ini author ingin memberi sebuah kritikan kepada tentang pemerintahan ibu kota dari negara Indonesia tercinta ini, terutama mengenai arti demokrasi yang sebenarnya...

Karena Indonesia bukan Negara Islam

Akhir-akhir ini Jakarta sedang mengalami masa-masa sulit. Ini dikarenakan adanya calon pemimpin yang beragama bukan Islam. Padahal Indonesia adalah negara yang mengutamakan kepentingan semua rakyat, bukan hanya mayoritas/minoritas.

Karena Indonesia bukan negara Islam, seharusnya rakyatnya pun menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya, contohnya dalam pemilihan gubernur. Seharusnya, rakyat itu tidak melihat pemimpin dari agamanya, tetapi dari bagaimana dia memimpin, karena Indonesia bukan negara Islam. Bukan hal yang tabu jika pemimpin Indonesia berasal dari agama selain Islam, karena Indonesia bukan negara Islam.

Pemimpin yang bukan beragama Islam, bukan berarti pemimpin yang tidak ta’at kepada Tuhan. Setiap agama memiliki Tuhan, dan diajarkan pula untuk menghormati antarumat beragama.

Indonesia adalah negara kesatuan. Kesatuan disini berarti terdiri dari beberapa Agama yang bersatu, menjadi satu kesatuan yang saling menghormati dan melindungi antarumat beragama. Jika dalam pemilihan kita tidak boleh memilih orang dari agama lain, maka apa yang kita aplikasikan dari undang-undang tersebut ? Indonesia bahkan mengakui 5 agama yang ada di Indonesia. Setiap agama berhak memilih pemimpin dari agama lain jika dia mampu memimpin daerahnya. Tidak ada paksaan dari orang lain sedikitpun.

Alangkah indahnya jika setiap hak setiap manusia tidak dibatasi oleh siapapun. Tidak menjadi persoalan, tidak menjadi beban dalam kehidupan bermasyarakat, terutama di tempat kita tinggal ini, DKI Jakarta. Bukankah menyenangkan jika kebebasan beragama dijunjung tinggi dan setiap umat beragama saling menghormati dan melindungi satu sama lain ? Bekerja sama dalam setiap pembangunan negeri tercinta ini. Bersatu padu dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Jika bukan kita yang memperjuangkan semangat kemerdekaan ini, siapa lagi ? Apakah yang kita inginkan adalah perpecahan dan Indonesia kembali dijajah oleh negara asing ? Tentu tidak, bukan ?
            
Tapi jika kebebasan memilih dibatasi, maka yang terjadi adalah pertumpahan darah. Dan hal itu sia-sia, yang ada hanyalah kerugian. Harta, benda, maupun nyawa akan lenyap begitu saja. Kerugian itu tidak hanya kepada agama yang sedang bersiteru, tapi agama lain yang tak bersalah pun akan terkena akibatnya, dan akhirnya tidak ada lagi kepercayaan antarumat beragama di Indonesia yang akan menimbulkan perpecahan di dalam negara demokrasi ini.
           
Apakah itu yang diinginkan oleh para tokoh Islam di DKI Jakarta ini ? Lebih mengutamakan kepentingan mayoritas dibanding kepentingan seluruh masyarakat ? Minoritas bukan berarti selalu mengalah dalam urusan politik di negeri demokrasi, tapi justru diberi kesamaan hak dengan mayoritas. Dan mayoritas juga bukan berarti akan selamanya menjadi penguasa dalam urusan politik di negeri demokrasi, tapi justru harus memberi kesempatan dan tetap menghormati para minoritas di negeri Indonesia ini. Karena apa ? Karena negara Indonesia bukan negara Islam.

1 comment:

  1. Gak terasa aku udh mau sampe depok. Sebentar lagi aku turun kereta hup

    ReplyDelete